Kamis, 09 Juni 2011

PENGUJIAN EFISIENSI PASAR

Fama (1970) membagi pengujian efisien pasar menjadi 3 katagori:
1.      Pengujian bentuk lemah yaitu seberapa kuat informasi masa lalu dapat memprediksi return masa depan.
2.      Pengujian bentuk setengah kuat, yaitu seberapa cepat harga sekuritas mencerminkan informasi yang dipublikasikan
3.      Pengujian bentuk kuat, untuk menjawab apakah investor memiliki informasi privat yang tidak terefleksi di harga saham.

Tahun 1991, Fama mengusulkan penggantian nama pengujian tersebut menjadi:
  1. Pengujian terhadap pendugaan return (Test for return predictability)
  2. Studi peristiwa (event study)
  3. Pengujian terhadap informasi privat (test for private information).


Penjelasan Detail
1.  Pengujian terhadap pendugaan return (Test for return predictability)
Pengujian ini dilakukan dengan:
  1. Pengujian Secara Statistik
1)      Pengujian menggunakan korelasi dan regresi linier
Pengujian ini dilakukan untuk menguji ada/tidaknya hubungan harga sekuritas yang lalu dengan yang akan datang. Studi yang pernah dilakukan menggunakan harga periode kemarin untuk memprediksi harga sekarang:
       

Hasil empiris menunjukkan bahwa pasar modal NYSE adalah sudah efisien dalam bentuk lemah, karena korelasi antara perubahan harga antar periode tidak signifikan yang berarti terdapat independensi harga sekuritas dari satu periode ke periode lainnya.

2)      Run Test
Suatu runtun adalah urutan tanda yang sama dari perubahan nilai.
Cth: + + + 0 0 + - - - - -
Terdiri dari 4 runtun: 3 positif; 2 nol; 1 positif dan 5 negatif
Jika perubahan harga saham berkorelasi secara positif dari waktu ke waktu (yang berarti perubahan tanda akan sama dari waktu ke waktu) maka diharapkan akan terjadi sedikit perubahan tanda atau runtun yang lebih sedikit.
Ball dan Watts (1972) menguji perubahan laba dengan meilihat runtun perubahan ”+” atau ”-”. Jika perubahan runtun sifatnya acak, maka jumlah runtun yang diharapkan adalah:
     

dimana N1 = jumlah perubahan (+) ; N2 = jumlah perubahan (–)

Nilai standar deviasi dari jumlah runtun adalah
     

Nilai Z-hitungnya adalah (Nr = jumlah sesungguhnya dari seluruh runtun):
     

Jika nilai Z hitung signifikan, berarti perubahan laba tidak acak. Sebaliknya, jika Z hitung tidak signifikan berarti perubahan laba acak (mendukung EMH lemah).

Cth: + + - - + + - + + + - - + + + - - + + +
N1 = 13 buah dan N2 = 7 buah; Nr = 9

Jumlah runtun yg diharapkan:
      E(Nr) = [2.13.7]/20 + 1 = 10,1

Nilai Standar deviasi = [2.13.7.(2.13.7 – 20)]1/2 = 1,87
                                             20.(20 + 1)1/2

Jumlah runtun yang sebenarnya terjadi adalah 9, pertanyaan apakah jumlah runtun sesungguhnya itu secara signifikan menyimpang dari yang diekpetasi? Lakukan uji Z:
      Z = (9 - 10,1) / 1,87 = -0,58824
Diman hasil ini tidak signifikan yang menunjukkan perubahan laba tidak acak


  1. Pengujian Secara Aturan Perdagangan Teknis
Untuk pasar yg tidak efisien bentuk lemah, maka pergerakan harga akan membentuk pola (siklus). Salah satu strategi perdagangan yang memanfaatkan pola perubahan harga ini adalah strategi saringan (filter rules).
Strategi saringan ini merupakan strategi market timing yaitu kapan harus membeli atau menjual? Dengan strategi ini akan dibuat batas atas dan bawah sbb:












Disini terlihat harga hingga waktu ke-t masih berada dalam batas. Mulai waktu ke-t harga bergerak di atas batas atas. Strategi filter rules, akan menyarankan orang untuk membeli pada saat harga mencapai batas atas saat waktu ke-t. Jika harga sudah menembus batas atas, kemungkinan harga akan terus naik. Demikian sebaliknya jika harga sudah melewati batas bawah, investor disarankan untuk menjual (cut loss) agar mengurangi kerugian lebih lanjut.

Fama & Blume (1969) membandingkan strategi filter rules denagn strategi buy & hold, menunjukkan strategi filter rules memberikan rata-rata return yang lebih baik untuk filter kecil sebesar 0,5% dibandingkan dengan strategi buy&hold. Akan tetapi selisih return tidak besar, bahkan bila ada biaya transaksi strategi ini menjadi tidak cukup menguntungkan.


2.      Studi peristiwa (event study)
Studi peristiwa merupakan studi yang mempelajari reaksi pasar terhadap suatu peristiwa yang diinformasikan ke publik. Reaksi ini dapat dihitung dengan menggunakan abnormal return.

Peristiwa         Reaksi pasar thdp kandungan informasi               Hasil

                              Ada abnormal return                           Ada kandungan informasi
Pengumuman
                              Tidak ada AR                                     Tidak ada info


Pengujian kandungan informasi hanya menguji reaksi dari pasar, tetapi tidak menguji seberapa cepat pasar bereaksi. Jika studi melibatkan kecepatan reaksi pasar untuk menyerap informasi maka pengujian ini masuk pada pengujian efisiensi pasar bentuk setengah kuat.
Pasar dikatakan efisien bila dengan cepat menyerap abnormal return menuju ke harga keseimbangan baru.
Bagaimana jika pengumuman even tidak menimbulkan abnormal return?
Ada yang menyimpulkan pasar berarti efisien karena:
  1. tidak ada investor yang memperoleh keuntungan luar biasa.
  2. Abnormal return terjadi, namun informasi tsb diserap dg cepat oleh pasar shg pasar dg cepat mencapai harga keseimbangan baru.

Kesimpulan lain: bila tidak terjadi AR berarti pasar tidak efisien. Alasannya jika Tiadanya AR berarti investor tidak bereaksi karena mungkin even tsb tidak memiliki kandungan informasi.

Dari kedua kesimpulan ini maka untuk suatu even yang tidak menimbulkan AR, kesimpulan apakah pasar efisien menjadi tidak jelas dan tidak dapat dijawab.

Untuk itu pengujian efisien pasar seharusnya dilakukan sbb:
Even          Kandungan Info                     Kecepatan Reaksi                   Efisiensi
                                                                  Cepat                                       Efisien
                  Ada Abnormal Return
Even                                                          Lama & berkepanjangan         Tidak eff.
                 
Tidak ada AR                                                                  Tidak terjawab

                                         



3.      Pengujian terhadap informasi privat (test for private information).
Di USA SEC mengharuskan insider yang memiliki saham > 10% harus melaporakan kegiatan transaksinya ke SEC secara bulanan.
Penelitian Saffe (1974) menunjukkan investor publik yang membeli saham yang dibeli oleh insider atau menjual saham yang dijual oleh insider akan memberikan abnormal return yang tinggi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar